Nabi Muhammad SAW
Sangat Menyayangi Kucingnya Yang Bernama Mueeza. Banyak kisah-kisah tentang
kucing (karena kucing memang binatang yang banyak berkeliaran disekitar
manusia). Bahkan Nabi juga memiliki kucing peliharaan. Setiap Nabi menerima
tamu di rumah, Nabi SELALU menggendong mueeza (nama kucingnya) dan diletakkan
dipahanya. Nabi bahkan berpesan untuk menyayangi kucing peliharaan layaknya
menyanyangi keluarga sendiri. Salah satu sifat Mueeza yang paling Nabi sukai
adalah ‘Mueeza selalu mengeong ketika mendengar azan, seolah-olah ngeongnya
seperti mengikuti lantunan suara adzan‘ Terus, pernah juga saat Nabi mau
mengambil jubahnya, ada Muezza lagi tidur diatasnya.. Nabi pun memotong belahan
lengan yang ditiduri Mueeza dari jubahnya, tujuannya supaya tidak membangunkan
Muezza. Ketika Nabi pulang ke rumah, Muezza terbangun dan merunduk kepada
majikannya. Sebagai balasan, Nabi menyatakan kasih sayangnya dengan mengelus
lembut ke badan kucing itu.
Nabi menekankan di
beberapa haditsnya bahwa kucing itu tidaklah najis. Bahkan diperbolehkan untuk
berwudhu menggunakan air bekas minum kucing karena dianggap suci. Lantas kenapa
Rasulullah Saw yang buta baca-tulis, berani mengatakan bahwa kucing suci, tidak
najis? Lalu, bagaimana Nabi mengetahui kalau pada badan kucing tidak terdapat
najis?
Jangan anggap kucing boleh mendatangkan penyakit ter
utamanya bulu kucing yang mengakibatkan asma. Namun, memelihara kucing dapat
memberi manfaat terutamanya pemilik kucing iaitu:
- Menurut kajian yang dibentangkan pada PertemuanTahunan asasi Strok Amerika 2008 menunjukkan pemilik kucing berkemungkinan lebih kecil meninggal kerana serangan jantung atau strok.
- Sebahagian besar pemilik kucing mengatakan kucing membuatkan mereka relaks dan tenang.
- Satu kajian yang dilakukan menunjukkan tingkat kematian pemilik kucing disebabkan oleh serangan jantung 40% lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak memiliki kucing.
- Kajian dari universiti Columbia menunjukkan anak-anak yang menjadikan kucing sebagai binatang peliharaan memiliki tingkat kekebalan tubuh yang lebih tinggi
Fakta-Fakta
Ilmiah Keistimewaan Pada Kucing,
Fakta
pertama
Pada kulit kucing
terdapat otot yang berfungsi untuk menolak telur bakteri. Otot kucing itu juga
dapat menyesuaikan dengan sentuhan otot manusia. Permukaan lidah kucing
tertutupi oleh berbagai benjolan kecil yang runcing, benjolan ini bengkok
mengerucut seperti kikir atau gergaji. Bentuk ini sangat berguna untuk
membersihkan kulit. Ketika kucing minum, tidak ada setetes pun cairan yang
jatuh dari lidahnya. Sedangkan lidah kucing sendiri merupakan alat pembersih
yang paling canggih, permukaannya yang kasar dapat membuang bulu-bulu mati dan
membersihkan bulu-bulu yang tersisa di badannya.
Fakta kedua
Telah dilakukan
berbagai penelitian terhadap kucing dan berbagai perbedaan usia, perbedaan
posisi kulit, punggung, bagian dalam telapak kaki, pelindung mulut, dan ekor. Hasil
yang didapatkan adalah:
- Hasil yang diambil dari kulit luar tenyata negatif berkuman, meskipun dilakukan berulang-ulang.
- Perbandingan yang ditanamkan kuman memberikan hasil negatif sekitar 80% jika dilihat dari cairan yang diambil dari dinding mulut.
- Cairan yang diambil dari permukaan lidah juga memberikan hasil negatif berkuman.
- Sekalinya ada kuman yang ditemukan saat proses penelitian, kuman itu masuk kelompok kuman yang dianggap sebagai kuman biasa yang berkembang pada tubuh manusia dalam jumlah yang terbatas seperti, enterobacter, streptococcus, dan taphylococcus. Jumlahnya kurang dan 50 ribu pertumbuhan.
- Tidak ditemukan kelompok kuman yang beragam.
Analisis Dokter Tentang Kucing.
Menurut Dr. George
Maqshud, ketua laboratorium di Rumah Sakit Hewan Baitharah, jarang sekali
ditemukan adanya kuman pada lidah kucing. Jika kuman itu ada, maka kucing itu
akan sakit.
Dr. Gen Gustafsirl
menemukan bahwa kuman yang paling banyak terdapat pada anjing, selanjutnya
manusia 1/4 anjing, sedangkan kucing 1/2 manusia. Dokter hewan di rumah sakit
hewan Damaskus, Sa’id Rafah menegaskan bahwa kucing memiliki perangkat pembersih
yang bemama lysozyme.
Kucing tidak suka air
karena air merupakan tempat yang sangat subur untuk pertumbuhan bakteri,
terlebih pada genangan air (lumpur, genangan hujan, dll). Kucing juga sangat
menjaga kestabilan kehangatan tubuhnya. Ia tidak banyak berjemur dan tidak
dekat-dekat dengan air. Tujuannya agar bakteri tidak berpindah kepadanya.
Inilah yang menjadi faktor tidak adanya kuman pada tubuh kucing.
Beberapa Hadits Tentang Kucing
Beberapa Hadits Tentang Kucing
Hadis Kabsyah binti
Ka’b bin Malik menceritakan bahwa Abu Qatadah, mertua Kabsyah, masuk ke
rumahnya lalu ia menuangkan air untuk wudhu. Pada saat itu, datang seekor
kucing yang ingin minum. Lantas ia menuangkan air di bejana sampai kucing itu
minum. Kabsyah berkata, “Perhatikanlah.” Abu Qatadah berkata, “Apakah kamu
heran?” Ia menjawab, “Ya.” Lalu, Abu Qatadah berkata bahwa Nabi SAW pernah
bersabda, “Kucing itu tidak najis. Ia binatang yang suka berkeliling di rumah
(binatang rumahan)”. (HR At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).
Diriwayatkan dan Ali
bin Al-Hasan, dan Anas yang menceritakan bahwa Nabi Saw pergi ke Bathhan suatu
daerah di Madinah. Lalu, beliau berkata, “Ya Anas, tuangkan air wudhu untukku
ke dalam bejana.” Lalu, Anas menuangkan air. Ketika sudah selesai, Nabi menuju
bejana. Namun, seekor kucing datang dan menjilati bejana. Melihat itu, Nabi
berhenti sampai kucing tersebut berhenti minum lalu berwudhu. Nabi ditanya
mengenai kejadian tersebut, beliau menjawab, “Ya Anas, kucing termasuk
perhiasan rumah tangga, ia tidak dikotori sesuatu, bahkan tidak ada najis.”
Diriwayatkan dari Dawud
bin Shalih At-Tammar dan ibunya yang menerangkan bahwa budaknya memberikan
Aisyah semangkuk bubur. Namun, ketika ia sampai di rumah Aisyah, tenyata Aisyah
sedang shalat. Lalu, ia memberikan isyarat untuk menaruhnya. Sayangnya, setelah
Aisyah menyelesaikan shalat, ia lupa ada bubur. Datanglah seekor kucing, lalu
memakan sedikit bubur tersebut. Ketika ia melihat bubur tersebut dimakan
kucing, Aisyah lalu membersihkan bagian yang disentuh kucing, dan Aisyah
memakannya.
Rasulullah Saw bersabda, “Ia tidak najis. Ia binatang yang berkeliling.” Aisyah pernah melihat Rasulullah Saw berwudhu dari sisa jilatan kucing. (HR AlBaihaqi, Abd Al-Razzaq, dan Al-Daruquthni)
Kesalahan Persepsi
Manusia Tentang Kucing
Lihat begitu luar
biasanya kucing itu, bahkan sampe jadi hewan peliharaan kesayangan Nabi. Namun
sayangnya banyak sekali dari kita yang berpandangan negatif seputar binatang
ini, ada yang mengatakan kucing dapat menyebabkan asma karena bulu-bulunya, ada
juga yang bilang kucing terinfeksi toxoplasma.
Toxoplasma berasal dari infeksi parasit Toxoplasma Gondii. Adapun penularannya pada manusia melalui empat cara yaitu:
Toxoplasma berasal dari infeksi parasit Toxoplasma Gondii. Adapun penularannya pada manusia melalui empat cara yaitu:
- Secara tidak sengaja memakan makanan yang tercemari parasit ini. Misalnya kita makan sayuran yang tidak dicuci bersih dan ternyata parasit toxo telah mencemarinya.
- Memakan daging sapi, kambing, babi, ayam, babi atau anjing yang mengandung parasit toxo yang tidak dimasak dengan sempurna (matang).
- Infeksi melalui placenta bayi dalam kandungan.
- Seorang ibu hamil yang terinfeksi toxoplasma bisa menularkan parasit ini pada janin yang dikandungnya, penularan ini disebut penularan secara congenital.
- Melalui transfusi darah, transplantasi organ dari seorang donor yang kebetulan menderita toxoplasmosis.
Toxoplasma bisa
menyerang perempuan maupun laki-laki. Sesungguhnya tak hanya kucing yang bisa
terinfeksi parasit Toxoplasma, karena semua hewan berdarah panas (unggas dan
mamalia) sebenarnya juga bisa terinfeksi sebagai induk semang perantaranya
(Intermediate host).
Seberapa
Besar Resiko Penularan Penyakit Toxoplasma
Terhadap Manusia.
Toxoplasma merupakan sejenis parasit
yang hidup di usus kucing, parasitnya
berpotensi menulari lewat tinja kucing. Karena tinja kucing berceceran di
sekitar rumah, bisa jadi parasit juga berpotensi tersebar di sekitar permukaan
tanah, lantai, dan pekarangan rumah. Parasit juga melekat pada bulu, mulut, dan
wadah bekas makan kucing. Nahhh .. tu wilayah yang perlu diwaspadai ya!
Parasit dalam usus kucing ini juga bisa
hidup di tubuh manusia. Maka kita sebut penyakit hewan yang bisa juga pada
manusia atau zoonosis. Berdekatan hidup dengan kucing berisiko tertular parasit
ini. Tenang dulu Tentu tidak semua kucing membawa parasit ini. Hanya kucing
yang tertular saja yang menjadi sumber penular.
Bukan hanya kucing. Bisa juga anjing,
kambing, sapi, kerbau, atau hewan apa saja yang tertular parasit ini. Biasanya
hewan yang merumput. Kambing dan kerbau mendapatkannya setelah makan rumput
yang sudah tercemar parasit ini. Kotoran kucing yang berceceran terbawa kaki
kucing ke rumput yang kemudian dimakan kambing atau hewan pemakan rumput
lainnya.
Parasit dalam bentuk kiste yang masuk ke
tubuh kambing atau pemakan rumput yang tercemar parasit akan tumbuh di dalam
daging. Maka hati-hati makan daging kambing, kerbau, atau sapi setengah matang,
jika ternyata ternak tersebut mengidap toxoplasmosis.
Bagi bayi, toxoplasma sama risikonya
dengan pada orang dewasa. Namun kelak pada kaum Hawa, parasit ini menimbulkan
masalah bila sedang hamil positif toxoplasma. Tahunya berpenyakit, dari
pemeriksaan darah di laboratorium, kedapatan positif toxoplasma. Kehamilan
dengan toxoplasma berakibat anak cacat dalam kandungan, kalau bukan anak mati.
Maka sebaiknya tidak hamil dulu kalau positif toxoplasma.
Ada jenis penyakit lain yang dibawa
kucing, berupa penyakit cacing. Tapi tidak lebih berbahaya dibanding
toxoplasma. Cara mencegah agar tidak tertular, dengan menjaga kebersihan.
Selain kebersihan lingkungan rumah, juga kebersihan perorangan, khususnya
tertib mencuci tangan. Parasit dari sekitar rumah mudah melekat pada jemari
tangan. Bila makan tanpa membasuh tangan dengan sabun sampai bersih, maka
penularan toxoplasma berlangsung melalui jemari tangan ini.
Yang terpenting jaga kebersihan aja
Sebagai pencinta kucing, Anda pasti tidak akan keberatan kalau Si
Manis mendaratkan gigitan atau cakaran mesranya di tubuh Anda. Tapi tahukah
Anda apa yang terkandung dalam air liur kucing kesayangan Anda itu? Di dalam
air liur kucing terdapat bakteri Bartonella henselae. Bakteri ini merupakan
bakteri yang cukup berbahaya bagi pencinta kucing karena pada tingkat lanjut
dari infeksinya dapat menyebabkan kematian.
B. henselae menyebabkan penyakit yang disebut sebagai cat-scratch disease (CSD) atau penyakit cakaran kucing. Penyakit ini dapat menyerang manusia melalui gigitan, cakaran dan paparan air liur kucing. Bakteri B. henselae terdapat dalam air liur semua jenis kucing. Bakteri ini dibawa oleh kutu kucing. Keberadaan B. henselae dalam air liur kucing tidak menyebabkan kucing menjadi sakit. Hampir sebagian besar kucing membawa bakteri ini pada air liurnya. Anak kucing lebih rentan untuk terpapar bakteri ini daripada kucing dewasa.
B. henselae terdapat di seluruh belahan dunia. Pada negara-negara 4 musim, bakteri ini selalu muncul ketika musim dingin dan gugur. CSD tidak menular dari manusia ke manusia. CSD hanya ditularkan melalui cakaran atau gigitan kucing yang sebelumnya telah terpapar B. henselae. CSD juga dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan air liur kucing, terutama jika terdapat luka yang terbuka. Jika seseorang telah tertular CSD, maka orang tersebut biasanya akan menciptakan imun sehingga kebal terhadap serangan CSD berikutnya.
Umumnya CSD tidak berbahaya dan dapat sembuh dengan sendirinya. Setelah dicakar atau digigit kucing biasanya akan tampak luka atau bengkak pada bagian yang terkena cakaran atau gigitan. Luka atau bengkak tersebut dapat juga muncul dalam waktu 3-10 hari kemudian. Luka akan tampak merah, sakit dan bernanah. Jika keadaan ini tidak segera diobati, akan timbul komplikasi yang dapat menyebabkan kematian. Komplikasi akan semakin parah bila terjadi pada orang tua, anak-anak, penderita HIV dan diabetes.
Gejala
1. Demam.
2. Letih.
3. Sakit kepala.
4. Hilang selera makan.
5. Bengkak dan sakit yang tidak sembuh dalam waktu lama.
Golongan
berisiko
1. Anak-anak.
2. Orang tua.
3. Penderita HIV.
4. Pengidap diabetes.
5. Orang yang sering membelai kucing.
Diagnosa dan perawatan
Ada tiga jenis uji untuk mendiagnosa CSD, yaitu:
1. Anak-anak.
2. Orang tua.
3. Penderita HIV.
4. Pengidap diabetes.
5. Orang yang sering membelai kucing.
Diagnosa dan perawatan
Ada tiga jenis uji untuk mendiagnosa CSD, yaitu:
1.
Uji
kulit.
2.
Uji
darah.
3.
Uji
B. henselae dengan menggunakan cairan atau jaringan dari kelenjar limfa yang
bengkak.
Umumnya
CSD bukanlah penyakit yang memerlukan perawatan khusus, tetapi bila terjadi
pembengkakan kelenjar limfa dan terasa sangat sakit maka akan diperlukan
antibiotik. Bila kelenjar limfa membengkak mengeluarkan nanah, maka diperlukan
pembedahan kecil untuk mengeluarkan nanah tersebut.
Komplikasi CSD
Komplikasi CSD
1.
Bakteri
B. henselae dapat menyebar sampai ke jaringan luar otak (meningitis) dan otak
(encephalitis). Pada 3-5% orang yang terpapar B. henselae mengalami hal ini.
2.
Radang
pada retina mata.
Diperlukan
perawatan jika:
1.
Bekas
cakaran atau gigitan tidak juga sembuh dalam waktu 2-3 minggu.
2.
Daerah
sekitar gigitan menjadi merah dan membengkak setelah 2 hari.
3.
Demam
berkepanjangan selama beberapa hari setelah dicakar atau digigit.
4.
Kelenjar
limfa yang membengkak dan sakit lebih dari dari 2-3 minggu.
5.
Sakit
pada daerah sendi atau tulang, sakit perut (muntah atau diare) tanpa disertai
demam.
6.
Merasa
sangat letih lebih dari 2-3 minggu.
Pencegahan
CSD
1.
Membiasakan
diri selalu mencuci tangan setiap kali memegang kucing.
2.
Hati-hati
ketika membelai kucing, jangan sampai kucing menjadi merasa terganggu hingga
mencakar atau menggigit.
3.
Mandikan
kucing dengan teratur untuk mencegah kutu.
4.
Jika
ada kucing yang berkelahi sebaiknya tidak usah dilerai dengan tangan langsung
untuk mecegah terkena cakaran atau gigitannya. (Sumber: toleethong.multiply)
oxoplasmosis
(toxo) adalah infeksi yang disebabkan oleh parasit bersel tunggal yang disebut
Toxoplasma gondii. Infeksi paling umum didapat dari kontak dengan kucing-kucing
dan feces mereka atau daging mentah atau yang kurang masak.
Pusat-pusat
pengontrol dan pencegah penyakit Amerika (CDC) memperkirakan bahwa lebih dari
60 juta orang-orang di Amerika mungkin membawa parasit Toxoplasma, namun hanya
sangat sedikit yang mempunyai gejala-gejala karena sistim imun yang sehat
biasanya menjaga parasit-parasit dari menyebabkan penyakit.
Virus
Toxoplasma merupakan salah satu jenis virus TORCH yang berbahaya terutama untuk
wanita hamil. Suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa yang
tergolong dalam coccidia. Sebagai haspes definitif parasit ini adalah kucing,
sedangkan manusia sebagai haspes perantara.
Siklus
haspes Toxoplasmosis gondii terdiri dari dua fase, yaitu fase reproduktif (
aseksual dan seksual ) dalam haspes definitif dan fase proliferasi. Pada haspes
perantara perkembangan parasit dalam usus kucing menghasilkan ookista yang di
keluarkan bersama dengan tinja kucing. Ookista menjadi matang dan infektif
dalam waktu 3-5 hari di tanah.
Ookista
yang matang dapat hidup setahun didalam tanah yang lembab dan panas, yang tidak
terkena sinar matahari secara langsung. Seekor kucing dapat menghasilkan
ookista 10 juta sehari selama 2 minggu.
Cara
Penularan Virus Toxoplasma.
Bila
Ookista yang matang tertelan tikus, burung, babi, kambing dan manusia ( haspes
perantara) maka haspes perantara akan terinfeksi. Manusia dapat terinfeksi
parasit ini bila memakan daging yang kurang matang atau sayuran yang mengandung
okista atau dapat pula pada anak-anak yang suka bermain di tanah serta ibu-ibu
yang gemar berkebun dan petani yang tangannya dapat tertempel ookista dari
tanah. toxoplasma
Cara
Penularan Toxoplasma.
Hal
ini dapat juga terjadi pada orang yang senang menggendong-gendong kucing
sebagai hewan kesayangan, karena tangan mereka dapat tertempel ookista dari
bulu kucing.
Setelah
ookista atau kista jaringan ditelan manusia, nasib parasit akan ditentukan oleh
keadaan kekebalan tubuh penderita :
Apabila
keadaan kekebalan tubuh baik, maka parasit didalam sel yang berbentuk
bradyzoite akan mati. Parasit dan sel tubuh yang mati ini akan menimbulkan
reaksi radang menahun ringan seperti berkumpulnya sel limfosit dan makrofag.
Pada
individu yang tidak mempunyai kekebalan tubuh atau kekebalan tubuhnya sangat
rendah maka parasit yang ada didalam sel tersebut akan berkembang dengan cepat
sehingga sel akan rusak. Dalam hal seperti ini akan banyak ditemukan kerusakan
sel dengan parasit disekitarnya dan reaksi radang. Pada keadaan seperti ini,
timbul gejala klinis.
Apabila
keadaan kekebalan tubuh ada, tetapi tidak cukup untuk mematikan, bradyzoite
akan tetap berada didalam sel berupa kista yang tidak menimbulkan reaksi
jaringan. Keadaan ini bisa berlangsung lama. Bila suatu saat keadaan yang laten
ini dapat berubah menjadi infeksi yang akut.
Gejala
Klinis Penderita Virus Toxo.
Manusia
yang terinfeksi Virus toxoplasma / Toxo akut pada umumnya tidak merasakan sakit
yang menarik perhatiannya sehingga tidak terdeteksi. Gejala klinis yang muncul
mirip dengan gejala klinis penyakit infeksi pada umumnya, yaitu :
Demam.
Pembesaran
kelenjar limfa dileher bagian belakang tanpa rasa sakit.
Sakit
kepala.
Rasa
sakit di otot.
Lesu
/ lemas.
Gejala
ini biasanya sembuh secara spontan ( Frenkle 1990 ). Strickland (1991)
melaporkan 89% penderita toxoplasma akut mengalami gejala klinis berupa demam,
84% sakit kepala dan pembesaran kelenjar limfa, 60% sakit di otot, 54% leher
kaku dan tidak nafsu makan, 20% dengan bercak- bercak merah dikulit, 24% sakit
disendi dan 11% dengan radang hati.
Toxoplasmosis
akut dan reinfeksi pada wanita hamil dapat menyebabkan penularan secara pasif
bayi yang dikandung. Besarnya angka penularan pada bayi tergantung pada usia
kehamilan. Angka penularan sebesar 1% terjadi bila wanita hamil menderita
toxoplasmosis sebelum terjadi pembuahan, 12% bila usia kehamilan 6 – 16 minggu
dan 20% bila usia kehamilan 16 – 28 minggu sampai saat dilahirkan.
Bayi
yang dikandung oleh wanita hamil di usia kehamilan trimester I mampu terinfeksi
sebesar 25%, sedangkan diusia kehamilan trimester III sebesar 65%.
Infeksi
pada kehamilan sangat awal dapat menyebabkan abortus dan bayi meninggal dalam
kandungan.
Infeksi
pada kehamilan trimester I dapat menyebabkan kelainan bawaan yang berat pada
bayi, karena pada saat itu sedang berlangsung proses pertumbuhan alat-alat
tubuh. Kelainan bawaan yang terjadi dapat berupa Hidrosepalus, Mikrosepalus,
perkapuran otak, gangguan syaraf seperti kejang-kejang, gangguan reflek,
retandasi mental, gangguan pengelihatan yang dapat menyebabkan kebutaan dan
radang hati ( Frenkle – 1990, Kierzenbaum – 1994 ).
Orang
yang terinfeksi Virus toxoplasma yang kronis dapat terjadi gejala klinis berupa
Korioretinitis yang dapat menyebabkan gangguan pengelihatan, sakit kepala,
Ensefalitis, bahkan lumpuh sebagian badan ( Soemarsono, 1990).
Tips untuk Menghindari
Toxoplasma:
- Sediakan pasir atau tempat kotoran untuk kucing dan sebaiknya dibersihkan setiap hari. Nah kita juga harus rajin bersih-bersih, lagian kucing kalau mau pup dipasir selalu dikubur, karena kucing itu sendiri adalah hewan yang pemalu. Malah sebenarnya kalau gak ada pasir atau tanah, kucing akan menahan pup sekuat tenaga, kalau bener-bener udah gak tahan, terpaksanya pup di pojokan. Makanya sediakanlah lahan pasir buat kucing
- Cegahlah kucing agar tidak berburu tikus, burung, lalat dan kecoa (kasih makan makanan yang bersih, matang dan layak).
- Jangan memberi makan hewan peliharaan dengan daging, jeroan, tulang dan susu mentah, sebelum di masak terlebih dahulu.
- Setelah mencuci daging mentah sebaiknya cuci tangan dengan sabun agar tak ada parasit yang tertinggal di tangan.
- Cucilah tangan dengan sabun setiap kali hendak makan.
- Hindari memakan daging mentah atau setengah matang. Makanlah daging yang benar-benar telah dimasak sampai matang.
- Cuci bersih sayur-mayur dan buah-buahan yang hendak dikonsumsi mentah sebelum dimakan (dilalap).
- Untuk ibu-ibu hamil, sebaiknya tidak membersihkan tempat kotoran kucing ataupun mencuci daging ataupun jeroan selama masa kehamilan. Mintalah bantuan orang lain untuk mengerjakannya.
- Untuk ibu-ibu yang berencana untuk hamil sebaiknya melakukan pemeriksaan darah untuk mengetahui ada tidaknya infeksi Toxoplasma.
- Jika anda memelihara kucing, latihlah dari kecil kucing tersebut dengan membiasakan buang kotoran pada tempatnya.
Semoga bagi teman-teman
yang memelihara kucing akan mendapat rezeki tambahan dari ALLAH.. Amiin..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar